Program Studi Informatika Medis Program Sarjana

Fakultas Teknologi Kesehatan

Institut Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah

Perkembangan Teknologi Informasi saat ini membuat kebutuhan tenaga kerja di dunia IT semakin meningkat. Di Indonesia, terdapat 300.000 lulusan sarjana IT per tahun dari 250 program studi di seluruh perguruan tinggi yang ternyata masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja IT dikarenakan 75% dari lulusan tidak berkiprah di dunia IT secara langsung. Data dari UNESCO Graduate Employability in ASIA menunjukkan bahwa lahan pekerjaan terkait dengan komputer dan IT tahun 2012 adalah 17% dari total berbagai bidang pekerjaan yang ada dan 16% calon pekerja berbagai bidang menginginkan untuk bekerja di bidang IT tersebut. Seiring dengan berkembang pesatnya digitalisasi pada saat ini diperkirakan pada tahun 2030 dibutuhkan 9 juta tenaga terampil di bidang IT yang harus dipenuhi. Seperti disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara (periode 2014-2019) berdasarkan data di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK), kebutuhan SDM TI belum terpenuhi.

Pemanfaatan komputer dan teknologi informasi tidak lepas dari peranan perangkat keras dan jaringan komputer. Di Tahun 2018 jumlah pengguna internet di Indonesia sebanyak 171,2 juta, di tahun 2020 naik 8,9% menjadi 196,7 juta per kuartal II di tahun 2020. Dari total populasi di dunia diperkiraan penggunaaan teknologi mobile phone/gadget dan pengguna Internet (menurut e-marketer) akan meningkat menjadi 3.6 Milyar. Di dunia riset sendiri, topik “ Internet of Things” dan “wireless Sensor Network” yang membahas bagaimana perangkat/things akan terhubung dengan Internet menjadi topik riset yang sangat populer ditunjukkan dengan peringkat pertama pada top 25 science direct di bidang komputer. Pada skala nasional kehadiran program studi Informatika Medis di Institut Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah diharapkan dapat berpartisi aktif untuk mendukung Buku Putih Indonesia 2005-2025 yang memiliki tema Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dimana kebijakan penelitian, pengembangan dan penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tahun 2005-2025 terdiri dari 6 bidang:

Ketahanan Pangan, (ii) Penciptaan dan Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan, (iii) Pengembangan Teknologi dan Manajemen Transportasi, (iv) Teknologi Informasi dan Komunikasi, (v) Pengembangan Teknologi Pertahanan dan Keamanan, dan (vi) Pengembangan Teknologi Kesehatan dan Obat.

Di era Revolusi Industri 4.0, data kesehatan itu sangat kompleks. Data populasi pada umumnya berupa data statistik yang terstruktur, namun sering pula bersifat tekstual ketika bersumber dari media sosial, data klinis setiap hari volumenya selalu bertambah besar, data jaringan dan organ umumnya berupa citra, sampai pada data gen yang bersifat kaya informasi. Data kesehatan yang bersifat kompleks ini tidak dapat diolah dengan mengandalkan analisis statistik, dan sekarang sudah harus dikaji dengan Big Data Analytics. Konsep Big Data dan Big Data Analytics inilah yang merupakan tonggak dari perkembangan Informatika Medis saat ini.

Hal ini menunjukkan pentingnya peranan teknologi informasi dalam kehidupan. Bahwa diperlukan “Penerapan Informatika Kesehatan untuk penguatan Sistem Kesehatan di Indonesia perlu secara konsisten dijalankan, antara lain mengejar ketertinggalan implementasi Sistem Informasi Kesehatan (SIK) berbasis elektronik, mewujudkan kebijakan Satu Data Kesehatan, dan lebih mendalami lagi penelitian dan pengembangan Personalized Health-care dan Artificial Intelligence untuk bidang kesehatan di Indonesia,” (Nazarudin, Kemal, 2021).

Lulusan Prodi Informatika Medis adalah profesional yang memiliki pemahaman mendalam tentang sistem informasi kesehatan dan teknologi informasi yang digunakan dalam konteks industri kesehatan. Mereka menggabungkan pengetahuan klinis dan keahlian teknologi informasi untuk menyediakan solusi inovatif dalam pengelolaan data medis, analisis informasi kesehatan, pengembangan perangkat lunak medis, dan penggunaan teknologi untuk meningkatkan perawatan pasien.

Sesuai dengan Roadmap dan Strategi Transformasi Teknologi Kesehatan dari kementerian kesehatan tahun 2022 tentang perkembangan Teknologi Sistem Informasi di bidang farmasi kesehatan dan alat kesehatan, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 18 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Satu Data Bidang Kesehatan melalui Sistem Informasi Kesehatan, serta kebutuhan industri terhadap tenaga ahli IT di dunia kesehatan. Maka prodi informatika medis dapat menghasilkan lulusan yang mampu bersinergi dengan pemerintah maupun industri untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Sementara itu, di Indonesia sampai saat ini yang membuka Program Studi S1 Informatika Medis ada 10 perguruan tinggi (https://pddikti.kemdikbud.go.id). Sementara jumlah perguruan tinggi yang ada di Indonesia dan sudah di klasterisasi oleh Kemendikbud pada tahun 2022 ini adalah 3107 perguruan tinggi (https://bps.go.id). Sehingga hanya ada 0.32% yang menyelenggarakan Program Studi S1 Teknik Informatika Medis di Indonesia. Dari data tersebut dilihat secara nasional tingkat kejenuhan untuk program studi S1 Informatika Medis sangat rendah.

Di Riau sampai pada tahun 2023, hanya Institut Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah Pekanbaru yang membuka Program Studi S1 Informatika Medis (https://pddikti.kemdikbud.go.id). Sementara jumlah perguruan tinggi, baik PTN maupun PTS yang ada di Riau berdasarkan data BPS berjumlah 83 (https://bps.go.id). Sehingga 1.2% perguruan tinggi yang menyelenggarakan Program Studi S1 Informatika Medis di Riau. Dari data tersebut dilihat tingkat kejenuhan untuk program studi S1 Informatika Medis juga sangat rendah.

Untuk itu Institut Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah Pekanbaru mendirikan Program Studi Informatika Medis pada tanggal 28 Juli 2023 dengan SK Pendirian No. 640/E/O/2023 untuk memberikan solusi atas minimnya penyelenggara yang menghasilkan lulusan Tenaga Informatika Medis di Riau khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Peluang Lulusan
  1. Analisis Sistem Informasi Kesehatan di Fasilitas Kesehatan
  2. Manajer Proyek IT Kesehatan
  3. Spesialis Keamanan Sistem Informasi Kesehatan
  4. Konsultan Teknologi Medis
  5. Pengembangan Aplikasi Kesehatan
  6. Peneliti Teknologi Medis
  7. Technopreneur dalam Bidang Teknologi Kesehatan
Pendaftaran

Untuk menjadi bagian dari IKTA, Silahkan lakukan pendaftaran mahasiswa baru melalu sistem berikut:

Klik Sini

Perkiraan Biaya Studi

Untuk mendapatkan informasi pembiayaan seluruh perkuliahan, silahkan menghubungi Tim Penerimaan Mahasiswa Baru.

Klik Sini

Gelar & Strata

S.Inf.Med – Sarjana Informatika Medis

Durasi Studi

8 Semester (Perkiraan Studi Penuh Waktu)

Kampus

Kampus II IKTA

Jalan Sultan Syarif Qasim, No. 47,

Kota Pekanbaru

Akreditasi

  • Terakreditasi Tahun 2023